Bantuan
kepada korban trafiking di Indonesia kemarin mendapat tambahan melalui
sebuah perjanjian baru antara International Organization for Migration
(IOM) dan Departemen Sosial (DepSos).
Kepala Misi IOM Steve Cook dan Dr Makmur Sunusi,
Direktur Jenderal Layanan dan Rehabilitasi, Departemen Sosial RI,
menandatangani sebuah Nota Kesepahaman di kantor DepSos dalam rangka
memperkuat hubungan erat IOM dengan DepSos dan membangun lebih jauh
kemampuan departemen tersebut dalam memberikan bantuan pemulangan,
pemulihan dan reintegrasi kepada para korban trafiking melalui
penyediaan pelatihan dan pembaharuan terhadap beberapa fasilitas yang
mereka terima.
“Kami pada awalnya kurang menyadari betapa besar
kebutuhan untuk layanan semacam itu. Ternyata kebutuhan tersebut jauh
lebih besar daripada yang kita bayangkan sebelumnya,” kata Cook.
“Pentingnya penandatanganan Nota Kesepahaman ini adalah, dengan
meningkatkan kerjasama dengan DepSos, kita dapat secara signifikan
meningkatkan kapasitas untuk memberikan perawatan dan dukungan yang
sangat dibutuhkan.”
Menyambut inisiatif tersebut dengan baik, Dr. Makmur
menekankan bahwa baik perangkat keras, seperti gedung, maupun perangkat
lunak, seperti keahlian teknis, perlu ditingkatkan guna memberikan
perlindungan yang memadai bagi korban trafiking. “Kami memiliki
perangkat kerasnya. Melalui kerjasama dengan IOM, kami berharap untuk
mengembangkan sumber daya manusia kami serta kemampuan mereka untuk
dapat melaksanakan rencana-rencana kami,” jelasnya.
Dengan pendanaan dari Departemen Luar Negeri AS dan
Departemen Tenaga Kerja AS, unit konter-trafiking IOM meluncurkan
program Pemulangan, Pemulihan dan Reintegrasi pada bulan Oktober 2004.
Program tersebut, yang mengidentifikasi, menangani
dan memulangkan para korban trafiking, dan membantu mereka masuk kembali
ke dalam masyarakat, bekerja sama secara erat dengan badan-badan
pemerintah, LSM lokal maupun internasional, serta lembaga-lembaga
keagamaan.
IOM telah melatih sekitar 150 pejabat dari DepSos
dan kantor-kantor dinas propinsinya di Jakarta, Bogor, Yogyakarta dan
Jambi. Berdasarkan perjanjian baru ini, jumlah sesi pelatihan dan
liputan geografis akan meningkat secara signifikan, dimana sesi
berikutnya akan diadakan di Sulawesi.
0 komentar:
Posting Komentar